Monday, September 14, 2009

BONECA



Tatkala pertama kali mendengar tiap baris kata lagu ini, ia seolah-olah tersimpan 1001 makna yang tersirat, yakni mengenai kehidupan seorang insan, selaku hamba-Nya yang tidak lari dari perasaan kasih dan sayang. Dalam pada masa yang sama, hati ini senantiasa memiliki niat atau hajat yang ingin digapai suatu masa nanti. Meskipun diri tidak 'sempurna' dan lebih bahagia dengan 'cela' yang ada pada diri ini. Siapa tahu, 'cela' yang dimiliki itu bakal memimpin diri ke arah kehidupan yang lebih hakiki di samping dirahmati dan diberkati Allah SWT. Jadi, usahlah bersedih untuk perkara yang tidak sepatutnya, tapi bersyukurlah kerana masih memiliki anugerah yang bernilai dari-Nya, iaitu Iman, Islam dan Ihsan...Jadi, hayatilah...
Wassalam.

TUNJUKKAN AKU

Muzik dari jiwa,
Lagu dari hati,
Cerita sepurnama,
Canda dan menangis.

Belum kuselami,
Caturan terjadi,
Lelah dipukul badai,
Apa mungkin terlerai.

Soalan tersendu,
Balas hampa bisu,
Tuhan tunjuk sesuatu,
Apa dia yang satu itu,
Tunjukkan aku...

Apa bisa kucinta,
Kamu seperti mana,
Aku dicinta kamu,
Aku dijaga kamu.

Atau kamu terlalu,
Indah buat diriku,
Beda dari diriku,
Aku pun tak menahu.

Apa bisaku cinta,
Tuhan tunjukkan aku...


CELA

Rabak mataku,
Pena menari-nari,
Tinta berdarah,
Kata membara-bara.

Masanya kubernafas,
Ini terakhir kali,
Puas sudahku sesak,
Dalam dunia sempit.

Dulu tersungkur,
Kini berdiri,
Kalau bermain api,
Kini ku bakari.

Dulu menunduk,
Kiniku celik,
Kalau bermain api,

Engkau mahu sempurna,
Engkau jadi sempurna,
Biar aku bahagia,
Dengan cela.

Engkau mahu malaikat,
Turun dari kayangan,
Biar aku bahagia,
Dengan celaku.

Mengapa tidak engkau cermin saja,
Dirimu yang sempurna,
Mempersona,
Ku bahagia dengan cela.

Mengapa tidak kau bercinta saja,
Dengan dirimu yang sempurna,
Mempersona,
Ku bahagia engan cela.

Siapa yang mampu,
Mencapai mahumu,
Bila mana kau juga,
Seorang manusia...


TAMAT...<

No comments:

Post a Comment